Pemandangan kontras itu terjadi
di sebuah sekolah SMP di Jakarta Pusat. Tepatnya pada Jumat 13 September 2013,
pukul 11.50 WIB. Parahnya, perbuatan yang belum pantas dilakukan murid SMP itu
direkam dengan kamera ponsel.
Berdasarkan video yang diperiksa
polisi, tampak sepasang kekasih FP (15) dan AE (16), saling bercumbu di lantai
kelas. Tanpa malu, keduanya yang masih mengenakan seragam SMP itu melakukannya
di depan sejumlah murid lain.
Menurut polisi, sebelum adegan
itu terjadi, AE turun dari kelasnya saat jam pelajaran usai. Di lantai dasar,
teman korban, A, mengajaknya ke salah satu ruangan untuk bertemu dengan teman
lainnya, yakni CN, CD, DN, IV, dan WW.
Ketika korban masuk, selain ada
teman-teman yang disebut tadi, ternyata sudah ada seorang pria yang merupakan
adik kelas mereka, FP. Kemudian, A menyuruh AE untuk berhubungan intim dengan
FP.
Teman-teman yang lainnya merekam
dengan menggunakan telepon genggam. Menurut keterangan tersebut, A juga
mengancam AE dengan menggunakan pisau dan akan melukainya jika tidak melakukan
apa yang ia suruh. Bahkan A mengancam AE akan menyebar video yang telah direkam
teman-temannya.
Ibu AE, berinisial N pun
melaporkan kejadian yang menimpa anaknya itu dengan dugaan perkosaan.
Namun, dari video yang didalami,
polisi menyimpulkan perbuatan asusila itu berdasarkan suka sama suka. Polisi
tidak menemukan adanya unsur paksaan, malah ada adegan mereka saling tertawa.
"Iya ada adegan mereka
ketawa-ketawa bersama dalam rekaman itu," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta
Pusat, AKBP Tatan Dirsan saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 22 Oktober lalu.
Hal itulah yang jadi salah satu
alasan polisi mengambil kesimpulan dugaan perkosaan itu dilakukan atas dasar
suka sama suka. Apalagi kedua remaja itu, memiliki hubungan khusus.
"Setelah dilakukan
penyelidikan dari saksi dan barang bukti bahwa keduanya memiliki hubungan dan
tidak ada paksaan," ujarnya.
Polisi pun masih belum menetapkan
tersangka pada kasus itu. "Ini masih terus didalami. Kita masih periksa
terus. Untuk perekam juga belum dijadikan tersangka," imbuh Tatan.
Untuk mengungkap kasus itu,
polisi memeriksa siswi yang memerankan adegan asusila dalam video itu.
Pemeriksaan dilakukan di sebuah tempat rahasia.
"Kita periksa AE, pemeran
wanitanya. Penyidik ke sana untuk periksa apa yang terjadi, motif dan tujuan
melakukan itu. Pemeriksaan sedang berlangsung di suatu tempat yang tidak bisa
diberitahukan," kata Rikwanto.
Pemeriksaan AE, dinilai penting
untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Karena, dari pemeriksaan 17 saksi
sebelumnya, motif yang diungkapkan berdasarkan suka sama suka.
"Kita akan lihat apa yang
terjadi, karena dugaan yang muncul suka sama suka, tapi ada yang bilang
di-bully dan dipaksa, jawaban akan kita dapat dari AE. Dari saksi sebelumnya,
bilang tidak ada paksaan sama sekali," jelas Rikwanto.
Selain menyimpulkan perbuatan
asusila itu dilakukan atas dasar suka sama suka, polisi juga menyebut para
pelaku tak sekali melakukan.
"Dan itu sudah dilakukan 3
kali. Pada 9 Oktober itu terakhir dengan kelompok yang sama, pemerannya
sama," kata Kepala Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Senin 21
Oktober.
Menurut Rikwanto, keterangan
tersebut diperoleh setelah polisi memeriksa 10 saksi yang semua berasal dari
siswa dan siswi, baik itu pemeran maupun perekam adegan seks. Semua saksi sudah
diperiksa, termasuk penjaga sekolah dan guru konseling.
"Seperti suka sama suka,
maka perlu konfirmasi lagi pada yang ada di ruang kelas. Termasuk pada yang
nonton," ujar Rikwanto.
Dari hasil pemeriksaan juga
terungkap, selain merekam adegan asusila itu, para siswa yang terlibat juga
menyebarkan video tersebut. "Itu disebarkan di antara mereka
sendiri," ungkapnya.
Salah satu siswa kelas 8, mengaku
sudah melihat video itu sejak pertama kali dibuat. "Pas hari itu juga. Ada
ekstra kurikuler Silat tiap Jumat jam 13.00 WIB. Lagi sekolah juga masih
ramai," kata siswa yang menolak menyebutkan nama saat ditemui Liputan6.com
di depan sekolah, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2013).
Siswi kelas IX juga mengaku bisa
menyaksikan video asusila itu dari rekannya yang mengaku mengetahui peristiwa
tersebut. Namun, lagi-lagi siswi itu enggan membeberkan lebih jauh perihal
penyebaran videonya.
"Tahu sudah lihat juga pas
besoknya. Saya liat di HP teman saya. Takut juga sudah pernah lihat, takut
kesalahan," ucap siswi itu.
Sementara, pihak sekolah yang
diwakilkan petugas kemanan jaga mengaku mengetahui adanya peristiwa itu justru
saat ada penyidik dari Polres Jakarta Pusat mendatangi sekolah.
"Belum tahu, belum pernah
lihat. Tahunya pas ada penyidik datang ke sekolah saja," tukas penjaga
keamanan itu.
Selain tersebar di kalangan
murid, kini video asusila yang dilakukan FP dan AE kini beredar luas di dunia
maya. Polisi pun kini memburu sang penyebar.
"Kita sedang cari penyebar
video itu. Jadi sabar sedikit ya," kata Kasat Reskrim Polrestro Jakarta
Pusat, AKBP Tatan Dirsan saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis
(24/10/2013).
Dari video yang diperoleh tim
Liputan6.com, adegan asusila itu seperti yang disampaikan polisi. Perbuatan
asusila yang dilakukan FP dengan AE tidak ada unsur paksaan. Ada adegan saling
tertawa yang terekam dalam video tersebut.
Pemerhati anak Seto Mulyadi atau
biasa disapa Kak Seto angkat bicara atas beredarnya video asusila itu di dunia
maya. Kak Seto meminta agar rekaman dari adegan tak senonoh itu dihapus semua
pihak yang tidak berkepentingan, agar tidak mempengaruhi psikologi korban.
"Saya mohon dari Kominfo
untuk menghapus video itu bila sudah masuk Youtube atau media online lain itu
agar dihilangkan, teknisnya diatur. Hal serupa juga perlu dilakukan oleh
polisi," kata Kak Seto saat berbincang dengan Liputan6.com.
Gayung bersambut, polisi
menyanggupi permintaan Kak Seto. Polisi pun siap menghapus video-video yang
telah beredar luas melalui internet.
"Ada 3 rekaman foto dan
video lewat HP, ada yang sudah dihapus, dan peredaran ke mana saja akan kita
lacak dan usut. Apakah share ke pihak lain, akan kita lacak dengan IT,"
kata Rikwanto.
Mau Lihat Videonya?
ini linknya : http://al-zzam.blogspot.com/2013/10/video-anak-smp-jakarta.html
Sumber : Liputan 6